My Whole Life Has Been a Lie
Tau nggak sih, beberapa hari lalu aku baru tes MBTI lagi. Awalnya iseng aja karena ada yang bahas di Twitter dan dikasihlah link MBTI test yang belum pernah aku coba.
Dan hasilnya....
Aku INTP.
Verified INTP.
Aku merasa selama ini hidupku hanyalah sebuah kebohongan.
Sebelumnya aku pernah bilang kalau aku in between INFP-INTP. Meskipun tiap tes MBTI hasilnya selalu INFP, aku selalu merasa tiap aku baca bahasan tentang INTP nih kayak lebih cocok gitu. Jadi ya aku pikir karena manusia emang makhluk yang kompleks, aku benar-benar in between INFP-INTP. Kayak ada orang ambivert yang benar-benar ambivert gitu, 50:50 introvert dan extrovert.
Tapi karena hasil tes yang selalu ngasih bukti kalau aku ini INFP, Eku benar-benar berpikir setidaknya 60-70% dari diriku ini INFP.
Kalau sekilas ngeliat INTP dan INFP mungkin keliatannya cuma beda di letter F dan T. Feeling dan thinking.
Aku sebelumnya identified diri aku seimbang antara feeling dan thinking. Kayak di situasi tertentu aku cukup sensitif kayak aku benar-benar bisa sedih berhari-hari gara-gara sebuah film/buku/fanfiction beberapa chapter doang. Di kondisi yang lain aku cukup logis juga.
Tapi di kondisi lainnya, aku ngerasa aku cukup insensitive kayak pas denger curhatan temen yang nggak relate. Aku selalu ngerasa buruk kalau nginget-nginget itu. Cuma aku benar-benar nggak bisa yang kayak "I feel you, emang sedih banget" or something karena jatohnya nggak tulus. INFP macam apa yang nggak bisa berempati kayak gitu.
To be honest aku jarang banget tersinggung kalau orang bilang aku sensian atau moodyan karena ya bener juga, tapi aku offended banget ketika ada yang bilang I have poor communication skills, atau pendiem atau kurang gaul atau apalah itu yang jadi kelemahan INTP.
TMI, aku pernah daftar SNMPTN di jurusan ilmu komunikasi yang nggak keterima tentu aja, dan berniat ngambil jurusan komunikasi Islam atau semacamnya di UIN saat daftar UMPTKIN. Saat aku menceritakan hal itu ke keluarga besar, ada salah satu saudara yang mencela kayak "sok-sokan ngambil komunikasi, orang ngobrol aja jarang". And I was like "I'M SORRY WHAT DID U JUST SAY???"
Meskipun emang akhirnya nggak keterima juga, tapi aku offended banget dengan dia bilang begitu di depan mukaku. Kayak apakah diriku harus menunjukkan skill komunikasi dalam 21 bahasa termasuk bahasa kalbu di depan semua orang agar dinilai layak mendaftar di jurusan komunikasi? UGH.
Anyway, dengan hasil tes MBTI terbaru yang ngasih tau kalau aku sebenarnya INTP (kayaknya), cukup menjawab pertanyaan-pertanyaanku selama ini. Salah satunya setelah aku nyoba mahamin lagi perihal cognitive function MBTI.
Cognitive function INTP:
Introverted thinking (Ti) - extroverted intuition (Ne) - introverted sensing (Si) - extroverted feeling (Fe).
Ti atau introverted thinking itu fungsi dominannya INTP, sedangkan Fe atau extroverted feeling itu fungsi inferiornya. Dan menariknya itu fungsi auxiliary dan tersiernya INTP yaitu Ne dan Si, juga dimiliki oleh tipe kepribadian INFP. Jadi kayak mirip-mirip gitulah.
Perbedaan mendasarnya di fungsi dominannya itu tadi. Kalau INTP dia introverted thinking, sementara INFP introverted feeling. Sementara fungsi inferiornya INTP itu extroverted feeling, dan INFP extroverted thinking.
Fungsi dominan (dan auxiliary) itu fungsi yang secara alami aktif dan melekat ke satu tipe kepribadian, sementara fungsi inferior baru bisa aktif kalau dalam tekanan seperti stres yang mengakibatkan satu tipe kepribadian "out of character" atau menjelma jadi orang lain.
Jadi, si tipe pemikir INTP ini bakal mencoba nyari "connection" dari orang-orang terdekat mereka karena extroverted feeling-nya aktif dalam keadaan stres, yang bikin dia seolah kayak feelers. Kebalikannya, INFP cenderung mengaktifkan fungsi inferiornya yaitu extroverted thinking waktu stres. Mereka bakal berusaha logis dengan mengedepankan logika daripada perasaan, yang mana berbeda dari apa yang biasanya mereka lakukan (feeling first).
Dikutip dari verywellmind.com "because they (INFPs) are typically ruled more by intuition and emotion, INFPs can sometimes struggle to feel productive and efficient. Learning to develop the extraverted thinking function can help people with the INFP personality type create a better sense of balance."
Jadi fungsi inferior ini kayak jadi penyeimbang gitu, katanya.
Intinya INTP sama INFP ini sama tapi berkebalikan. Jadi cara ngebedain INFP dan INTP ini paling mudah ya tau sifat asli mereka dan gimana mereka menyembunyikan itu. INTP itu "keras di luar, lembut di dalam". Sementara INFP kebalikannya "lembut di luar, keras di dalam".
INTP keliatan insensitive soalnya feeling-nya masuk ke inferior function dan dominannya dia emang thinker. Sementara INFP meskipun dia feeler, karena ketiga fungsi lainnya bikin mereka jadi idealis dan keras kepala.
INTP itu tipe yang bisa berdiskusi atau berdebat di banyak topik yang menurut mereka menarik, selama itu nggak ngetrigger perasaan sensitif mereka. Pun kalau dirasa nggak menarik, simply mereka bakal nggak peduli aja. Tapi mereka bakal berubah emosional ketika emosinya "connect". Sementara INFP itu tipe orang bisa dengerin orang lain cerita dari a-z tapi ketika menurut mereka apa yang orang lain sampaikan nggak cocok sama value mereka, nggak akan mereka gubris. Kek ho-oh ho-oh doang.
Nggak tau sih, ini masih related atau nggak tapi aku mau cerita tentang INTP-INFP relationship dari karakter Tsukishima Kei dan Yamaguchi Tadashi di Haikyuu.
Tsukki itu INTP, sedangkan Yams INFP dan mereka sahabatan dari kecil. Tsukki ini dari awal emang terkenal sebagai The Salty King. Kayak congornya ini kalau udah nyindir orang masuk banget sampe hati. Sedangkan Yams kayak penyeimbangnya gitu (meskipun awal-awal dia ikut-ikutan juga) tapi dia jauh lebih "baik" dan keliatan lebih "gampang dideketin" daripada bestienya itu.
Dinamika hubungan mereka berdua ini lucu banget, yang kayak mirip-mirip tapi bertolakbelakang tapi bisa klop banget.
Permasalahan yang dibawa karakter Yamaguchi berputar di masalah internal dia, gimana dia jadi lebih pede dengan kemampuan serving nya, setelah berkali-kali gagal, kehilangan fokus, terus mutusin buat ngambil "jalan aman" sampai akhirnya benar-benar berhasil.
Lupa di match yang mana, Yams ngerasa kecewa sama dirinya sendiri karena bertindak kek pengecut yang harusnya dia floating serve malah serving biasa pas tanding. Dia nangis tuh di kamar mandi. Tsukki tau itu dan ngelarang Hinata, kayaknya, yang pengen nyusulin Yams. Dan di episode lainnya Tsukki kayak ngasih support dalam diam gitu. Sangat relatable sekali.
Karakter Tsukishima emang tsundere dari sananya, deep down dia itu pengen ngasih support ke Yams kayak orang normal tapi gatau caranya. Menurutnya juga action speaks louder than words, jadi ya begitu. Yams tau hal itu dan dia benar-benar berterimakasih dengan cara uniknya Tsukki ngasih support.
Begitupun sebaliknya pas Tsukishima berkonflik dengan dirinya sendiri pas training camp di Tokyo, usai dicengin Kurtet soal dirinya yang kurang motivasi. Berakhir Tsukki minta udahan latihannya, padahal dia tersinggung sama kata-kata kapten Nekoma itu. Yams yang menyadari keadaan Tsukki dan cerita soal abangnya, Akiteru, langsung nyusulin dan di sanalah scene legend Yams meneriaki temennya itu.
Nggak hanya itu, Yams juga ngasih tau Tsukki kalau selama ini dia kagum sama apa yang dimiliki Tsukki. Kayak "Lo tuh keren anjir, ngerti nggak?! Bisa-bisanya lo ngeremehin diri lo sendiri, gue aja kagum sama elo, Tsuk", gitu. Dan berbekal kata-kata Yams, Tsukki jadi lebih niat main voli.
Sebenarnya dari awal masuk klub voli, Tsukki ini emang udah niat, cuma dia denial aja. Kayak apa ya, dia ngerasa kalo dia cuma terbiasa sama voli dan kalo nggak masuk klub voli juga dia nggak tau masuk klub mana lagi. Latihan dan pertandingan-pertandingan bareng timnya itu ya aktivitas klub doang di matanya. Padahal dengan dia masih bertahan main voli dari kecil sampe SMA (sampai kuliah di versi time skipnya) udah cukup nunjukin kalo dia punya kecintaan yang sama ke voli kayak Hinata atau Kageyama meskipun nggak seambis mereka berdua.
Dengan punya temen kayak Yams yang paham sudut pandangnya, Tsukki beneran beruntung banget. Udah gitu karena dua-duanya sama-sama introvert, mereka saling paham boundaries masing-masing. Jadi ya akur-akur aja. Congor saltynya Tsukki yang kadang menohok masuk ke sumsum juga nggak ngaruh ke Yams karena dia tau Tsukki itu nggak bermaksud jahat, cuma emang cara ngomongnya gitu. Begitu juga Yams dengan masalah INFP-nya juga butuh sosok temen kayak Tsukki. Yang nggak banyak ngomong tapi dia tau kalau temennya itu selalu ngesupport dia.
Anyways, karena aku pikir aku dan Yams berbagi personality yang sama waktu itu, aku ngerasa gemes banget awalnya. Karakter Yamaguchi di mataku ini terlalu "lempeng". Kayak come on bro, lo nggak usah ngintilin Tsukki mulu. Lo perlu stand out dengan semua yang lo punya. Tunjukin kalo lo tuh "Yamaguchi Tadashi" bukan cuma "temen deketnya Tsukishima".
Imej INFP yang malu-malu, polos dan naif itu menurutku terlalu banyak ditampilin di media. Meskipun INFP juga ada tipe assertive (INFP-A) dan turbulance (INFP-T), tapi tipe turbulance dengan ciri-ciri yang aku sebutin tadi itu kayak udah overcome seolah-olah mewakili semua INFP.
Kalau kalian tau aktor Thailand Tay Tawan, dia juga seorang INFP.
Aku benar-benar kagum sama Tay karena personality-nya itu nggak membatasi dia. Tay Tawan di mataku tuh kayak "the mature INFP". Dia benar-benar memanfaatkan seluruh potensi yang dia punya, tapi di sisi yang lain dia juga nggak kehilangan indentitas INFP-nya itu. Dia benar-benar baik banget, manis, loyal, sopan... Pokoknya sweetest person alive lah.
Ada satu interview Tay bilang tiap kali dia cerita kalau sebenarnya dia itu introvert, especially INFP, orang-orang tuh nggak percaya. Dia cerita pernah dibully gara-gara "nerd" pas sekolah juga nggak percaya. Soalnya imej Tay tuh perhibur yang hahahihi tiap saat, nyerocos mulu kerjaannya.
Tapi karena satu spesies tadi, aku percaya kalau Tay itu INFP. Ngeliat gimana kontradiktifnya dia yang excited ngomongin hal-hal "nggak penting" yang dia tau tuh ya INFP banget. Kadang suka oversharing, kadang bisa ngilang tanpa kabar bener-bener INFP banget.
Karena anggapanku tentang Yamaguchi yang begitu kayaknya yang bikin aku makin ragu INFP macam apa aku ini. Aku sebenarnya merasa lebih relate dengan permasalahan karakter Tsukishima daripada Yamaguchi. Kayak gimana dengan ketidakniatan dia akhirnya malah tsunderenya dia di awal menganggap voli cuma "aktivitas klub", sampai jadi professional player meskipun nggak masuk timnas. Kayak kalo orang pacaran tuh dia ngoceh mulu tentang pacarnya yang beginilah begitulah, padahal aslinya sayang banget dan dinikahin juga. Persis kayak aku dan jurusan tercintaku (ini sarkas).
Ini agak spoiler sih tapi pas Tsukishima, Yamaguchi, Hinata, Kageyama dan Yachi kelas tiga dan jadi senior di klubnya, Yamaguchi yang ditunjuk jadi kapten dengan Kageyama sebagai vice captainnya.
Alasannya karena Yams dinilai paling bisa dipercaya, paling deket sama semua anggota klub. Kalau Kageyama jelas karena kejeniusannya di voli, tapi anak itu nggak cukup bisa dipercaya jadi kapten, simply karena dia Kageyama... Salah satu chaos di klub ya karena dia juga. Hinata? Jangan ditanya.
Kenapa nggak Tsukishima? Padahal dia paling waras di sana, tipe visioner yang harusnya bisa jadi pemimpin kan? Selain karena mageran ngatur orang, kayaknya dengan tipe klub karasuno yang begitu nggak cocok buat dipimpin seorang INTP yang terlalu analitik. Kageyama sama Hinata bakal protes paling depan tentu saja.
Jadi emang paling cocok kaptennya ya Yamaguchi. INFP yang sering disalahpahami sebagai sosok pemalu dan insecure-an itu paling ideal buat jadi pemimpin di lingkungan tertentu karena dia connecting people. Pilihan yang jauh lebih baik daripada Tsukishima si INTP. INTP ini di beberapa situasi cocok jadi tangan kanan aja atau otak utama di balik layar kayak Kozume Kenma.
Sebagai INTP aku nggak begitu suka ketika ditunjuk jadi ketua kelompok atau bahkan divisi, ugh ngerepotin banget. Aku nggak mau bertanggungjawab atas orang lain. Tapi kalau udah terlanjur ya mau gimana lagi. Sama kayak Tsukki dan Kenma, aku lebih suka jadi "tokoh penting di balik layar".
Aku tertarik dengan teater dan drama sejak SMP. Cuma karena beberapa alasan aku baru bisa beneran join organisasi Teater itu pas kuliah. Saat kuliah itulah aku baru sadar aku tertarik dengan seni peran sebagai penulis naskah atau orang dibalik layar aja. Bagiku dapat spotlight sebagai aktor meskipun cuma figuran itu stressing banget.
Not to mention latihan ekspresinya. Ekspresi asing kayak marah atau sedih yang jarang aku tunjukin itu PR banget. Aku mending disuruh ngakak bermenit-menit atau jadi orang gila sekalian daripada harus dapet peran yang emosional.
Bisa bawa kelasku menang pagelaran teater sewaktu SMK lewat naskah yang aku tulis adalah pengalaman teaterku paling keren, yang kalau bisa dimasukin CV, udah aku masukin deh. Aku lebih ngerasa bangga sama diriku cuma lewat beberapa lembar kertas aja daripada harus tampil di atas panggung. Jadi aktor itu sulit, asli, beneran.
(Tapi kalau-kalau aku dapat tawaran gabung pentas teater lagi kayaknya aku masih bersedia. Aku dari dulu pengen banget dapat peran antagonis kayak di sinetron, aku pengen jadi orang jahat sekali-sekali haha~)
Kayaknya tulisan ini sampai sini aja deh ya, makin panjang makin nggak jelas.
Oh ya, beberapa statement yang aku sampaikan di atas banyak aku ambil dari web dan sebagian lainnya dari apa yang aku pelajari dan amati aja sih, yang mana belum tentu benar juga. Jadi aku mau minta maaf kalau ada yang kurang tepat, aku bukan anak psikologi juga by the way.
Pembahasan MBTI meskipun menarik, bisa berefek negatif jadi kayak mengkotak-kotakkan manusia. Padahal balik lagi, manusia itu unik dan sangat beragam. Labeling ourselves sebagai satu personality type tertentu bikin normalize bad habit dan bikin sulit berkembang karena kemakan streotype tadi, "gue kan orangnya gini". Intinya ambil yang positif-positifnya ajalah ya.
Oh ya tes MBTI yang baru aku coba itu dari web sakinorva (bisa diakses di link ini). Keliatannya dan katanya sih hasilnya lebih reliable dibanding web 16personality karena ada chart cognitive function dan persentase personality type lainnya beserta penjelasannya juga.
See ya!