Masih Amatir dalam Menulis? Jangan Lupa Perhatikan Ejaan ya!
Beberapa tahun terakhir ini, menulis-- utamanya fiksi-- menjadi hobi yang cukup populer di kalangan muda. Seminar ataupun workshop yang membahas materi kepenulisan yang diadakan oleh penulis terkenal, sebut saja Tere Liye, mayoritas akan diisi oleh kalangan muda, mulai dari usia belasan tahun hingga usia dua puluh tahunan.
Hal ini didukung pula oleh populernya aplikasi baca buku online, yang memudahkan penulis untuk membagikan tulisannya kepada para pembaca. Serta pembaca pun dimudahkan membaca pilihan cerita yang mereka sukai tanpa harus mengeluarkan dana untuk membeli buku atau sekadar melangkahkan kaki ke perpustakaan. Meskipun tidak secara signifikan, kemudahan akses literasi ini kemudian memberikan dampak positif, mendongkrak minat baca masyarakat.
Pun demikian, penulis yang lahir dan berkembang dari aplikasi baca online ini tak semuanya menghasilkan tulisan yang cukup berkualitas untuk dibaca. Parameter berkualitasnya sebuah tulisan mungkin beragam dan masing-masing orang memiliki kriterianya sendiri. Akan tetapi untuk sebuah karya yang ditulis dan disajikan untuk dinikmati banyak orang, setidaknya haruslah cukup nyaman dibaca sehingga maksud yang ingin disampaikan penulis dapat diterima oleh para pembaca.
Oleh karena itu perlu bagi penulis pemula untuk memahami maksud dari konsep sebuah tulisan yang baik dan nyaman dibaca.
Memperhatikan Format Tulisan
Ingatlah bahwa tulisan yang Anda tulis ditujukan untuk orang lain, bukan untuk Anda sendiri. Oleh karena itu apa yang menurut Anda baik, belum tentu baik menurut orang lain. Ada beberapa penulis yang terbiasa menulis menggunakan format tertentu yang menurutnya nyaman dan baik digunakan, yang sebenarnya format tersebut kurang cocok bila digunakan dalam konteks tulisannya sebagai sebuah karya fiksi yang akan dinikmati oleh banyak orang. Jadi, sepatutnya perhatikan format tulisan, apakah sesuai dengan kaidah dan apakah nyaman untuk dibaca orang lain, sehingga minimalnya ketika tulisan tersebut dilihat dan dibaca oleh orang lain tidak menumbulkan kesan buruk hanya karena format tulisan yang membuat mata pembaca sakit.
Memperhatikan Ejaan
Setelah format tulisan, hal yang sebenarnya dasar namun sering diabaikan oleh para penulis pemula adalah tentang ejaan. Hal ini seringkali dianggap remeh. Mereka biasa mengabaikannya dan fokus pada pengembangan ide cerita, alur, penokohan ataupun atribut-atribut lain yang ada dalam tulisannya yang sebenarnya baru akan diperhatikan pembaca ketika poin ini sudah terpenuhi.
Ada beberapa alasan penulis-penulis amatir yang rata-rata masih belia ini mengabaikan aturan ejaan dan tata bahasa. Salah satunya adalah mereka menilai bahwa mempelajari ejaan bahasa Indonesia sebagai sesuatu yang merepotkan.
Selain itu, materi ejaan bahasa Indonesia mungkin terlalu luas cakupannya untuk dimengerti oleh para penulis pemula ini. Menurut konsepsi ejaan saja, bahasan ejaan mencakup; (1) pemakaian huruf vokal dan konsonan, (2) penggunaan huruf kapital dan kursif, (3) penulisan kosakata dan bentukan kata, (4) penulisan unsur serapan afiksasi dan kosakata asing, serta (5) penempatan dan pemakaian tanda baca.
Sebenarnya kelima hal tadi tidak harus dipenuhi semuanya seketika dalam sebuah tulisan. Hal-hal tersebut dapat dipelajari seiring dengan perkembangan cerita mereka. Bila diperhatikan, beberapa penulis, yang bisa dibilang cukup berpengalaman, pada awal cerita mereka juga mereka kurang memperhatikan ejaan. Namun seiring berjalannya waktu ketika cerita tersebut mendekati akhir, mereka akan menjadwalkan untuk memperbaiki beberapa bagian dengan ejaan yang ada, sehingga ketika akhirnya cerita tersebut dilirik oleh penerbit, cerita tersebut sudah layak untuk sampai di tangan editor.
Bila ditanya seberapa penting penulis untuk memperhatikan ejaan yang dipakai dalam tulisannya, maka jawabannya adalah penting. Seperti yang sudah diulas sebelumnya, ejaan dan tata bahasa yang baik membantu pembaca memahami maksud yang ingin disampaikan penulis lewat tulisannya. Kesalahpahaman juga dapat diminimalisasi dengan bantuan ejaan ini.
Adapun pentingnya memperhatikan ejaan tidak sampai harus mengabaikan perkembangan cerita itu sendiri. Seorang penulis tipe perfeksionis mungkin akan terhambat dalam menulis ketika dia terlalu memperhatikan ejaan yang ia pakai.
Kesimpulannya, penting untuk memperhatikan ejaan agar tulisan menjadi layak dibaca oleh para pembaca. Namun jangan terlalu memprioritaskan aspek ini sehingga proses menulis menjadi terhambat, bahkan tidak selesai.